Haji Abd Halim Pardede

Haji Abd Halim Pardede
Senin, 31 Desember 2012

Innalillahi wa Innalillahi Rojiiun (2)  

0 komentar

 Dilain hari saya memanggil dia agar datang kerumah beserta isteri kerna ada sesuatu yang akan saya rundingkan. Setelah magrib dia datang dengan isterinya dengan beberapa oleh-oleh brupa makanan ringan , hal serupa sering dilakukannya setiap dia berkunjung kerumah kami.
Lae kataku memulaipembicaraan, aku mengundang lae adalah sehubungan niat paramanmu si dede mau melamar tunangannya.
Baguslah itu jawabnya sembari ketawa gembira
makanya saya saya mengharap Laelah yang mengaturnya bagaimana cara yang terbaik,sambungku
Insya Allah Lae saya akan persiapkan semua, tuturnya dengan napasnya agak sengal-sengal
Lae bagaimana sebenarnya kesehatnmu ? tanyaku dengan penuh kekhawatiran
Tidak apa apa lae aku baru berobat kedokter yang sudah berpengalaman dibidang penyakit Jantung, jawabnya mengyakinkan aku.
Kalau begitu Lae bicaralah dengan si Dede bagaimana rencananya dan apa yang sudah pernag dibicarakannya dengan pihak perempuan, kataku lalu aku memanggil si Dede, kemudian mereka bicara bersama ibu dan isteri Tua Doren.
Setelah panjang lebar mereka berbincang -bincang , maka sayapun menyerahkan masalah lamaran kepada Lae Tua dengan dibantu Richan hutajulu, Siddik Huta julu, serta beberapa orang yang dibutuhkan agar LAe tua mengmutuskannya.

Sebagai Lagu kenangan:
 

bersambung....................

Selasa, 11 Desember 2012

Innalillahi wa Innalillahi Rojiiun  

0 komentar



Semua Keluarga Lobe Tinggi Pardede sangat berduka cita atas berpulangnya salah satu keturunan Lobe Tinggi Pardede & Siti Aminah br Hutagaol bernama "Maratua Doren Situmorang"


Akhir hayatnya dengan Aku!
alam itu Lae Tua datang dengan isterinya, mereka sangat ceriah menegur aku:
Apa kabar Lae,tegurnya sambil ketawa kecil
baik baik saja, bagaimana kau? jawabku lalu balik aku bertanya sembari berpelukan sebagaimana kami lakukan setiap kami bertemu. Isterinya membenahi oleh-oleh yang dibawa mereka, tidak berapa lama tersaji Martabak telor dan martabak manis. Lae Tua dengan keramahan yang biasa menawarkan nya sembari dia mengambil sepotong martabak manis.
Silahkan lae; ini martabak yang didepan Tip-Top enak sekali, serunya sembari dengusan napasnya tersengal sengal kedengaran kencang.
terima kasih kataku ; Apa masih sering kumat jantungmu tanyaku serius.
Rokoknya masih terus ito kata Oki isterinya mengadu, dan tanganku yang akan menjemput martabak kutarik kembali sambil berkata :"Lae tolong sayangi nyawamu penyakitmu kawan nya rokok untuk memepercepat kematianmu , Mendiang ketawa sambil membela diri, sebenarnya sudah cukup banyak kukurangi mengisapnya, kemudian mendiang berusaha mengalihkan pembicaraan kemasalah keluarga;
Beliau mengharap kerukunan keluarga besar Lobe tinggi kembali utuh, dan mengusulkan agar diadakan pertemuan keluarga dengan catatan masa lalu biarkan berlalu mari kita menggapai masa akan datang yang penuh kebahagiaan dan kesuksesan katanya.
Kemudian dia mengenang masa jayanya dengan Trio Amsisinya, dia menceritakan dengan penuh keindahan dan kebanggaan, dan semuanya saya tanggapi dengan "Laelah pertama kali menjadi artis benaran dari keturunan Lobe Tinggi Pardede"

Kalau kuingat pertama kali show kami ke Medan ,kami saat itu belum apa-apa, dan kami nginap dirumah lae di titi kuning, semua kenangan itu sungguh manis ,meski pengalaman pertama kami penuh dengan suka duka, kemudian dia ketawa besar sembari menghirup kopinya

bersambung--------------